Pada 2016 untuk pertama kalinya VECO Indonesia melakukan penilaian terhadap 14 organisasi petani mitranya dengan menggunakan alat dari SCOPEinsight. Hasilnya, sedikit banyak telah berhasil mengubah para petani menjadi pengusaha.
SCOPEinsight adalah sebuah perusahaan terkemuka yang menyediakan alat penilaian dan analisa untuk mengukur tingkat profesionalisme organisasi petani. Alat SCOPE Basic dipilih untuk menilai 11 organisasi petani, sedangkan tiga organisasi petani dinilai menggunakan alat penilaian SCOPE Pro. SCOPE Basic digunakan untuk menilai organisasi petani yang mulai membangun bisnisnya dan sedang berusaha meningkatkan kapasitas dan memperkuat rantai pasokan mereka. SCOPE Pro digunakan untuk menilai organisasi petani yang sudah lebih matang dan telah membangun bisnis mereka dan sekarang siap untuk mengakses jasa keuangan dan pasar yang lebih besar.
Menutup seluruh rangkaian kegiatan penilaian, Lokakarya SCOPEinsight diadakan di Golden Tulip Hotel di Bali pada 22-23 September 2016. Para ketua atau representatif yang ditunjuk dari ke-14 organisasi petani berkumpul di acara ini untuk membahas hasil penilaian dari masing-masing organisasi petani, termasuk rekomendasi untuk pengembangan kapasitas bisnis mereka. Pada saat yang bersamaan, mereka diminta untuk memberikan masukan mengenai alat penilaian SCOPEinsight dari segi isi dan manfaatnya.
Para peserta yang mewakili 14 organisasi petani ini adalah APPOLI, P3LL, APOB dan Simpatik dari sektor beras, ASNIKOM, MPIG-AFB Ngada, PPKT dan Benteng Alla dari program kopi, JANTAN, SIKAP, Amanah, Masagena dan Cahaya Sehati untuk kakao, dan TAKTIK untuk kulit manis. Semua sepakat bahwa alat-alat penilaian tersebut telah membantu membuka mata atas kekuatan dan kelemahan mereka. Dan karena penilaian dilakukan oleh tim asesor dari VECO Indonesia—sebuah entitas yang bukan merupakan bagian dari organisasi petani tapi paham kondisi mereka dengan sangat baik—hal ini telah membantu organisasi petani untuk melihat kapasitas mereka secara obyektif, tepat dan mendalam. Lebih dari itu, benchmarking bisa dilakukan karena alat penilaian ini menerapkan kriteria yang sama untuk semua organisasi, sehingga hasil satu organisasi bisa dibandingkan dengan organisasi yang lain.
Para petani juga menyampaikan rekomendasi-rekomendasi yang bermanfaat untuk perbaikan alat-alat penilaian ini di masa depan, antara lain untuk membuat sebuah daftar istilah-istilah yang digunakan, serta pentingnya untuk menyediakan alat-alat ini dalam Bahasa Indonesia. Mereka pun sepakat bahwa kegiatan penilaian ini harus dilakukan secara rutin, setahun sekali, sehingga perkembangan kapasitas organisasi petani dan rekomendasi yang harus ditindaklanjuti dapat dimonitor.