Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan adalah salah satu produsen kakao di Indonesia. Selama ini, bibit kakao didatangkan dari daerah lain yang membuat petani harus mengalokasikan biaya transportasi pengiriman kakao dan mengambil risiko bibit mati dalam perjalanan.
Melihat situasi ini, Koperasi Cahaya Sehati (KCS) melihat adanya peluang untuk mengembangkan usaha pembibitan benih kakao di Luwu Timur. Pada saat yang sama di tahun 2017 Pemkab Luwu Timur melaksanakan program peremajaan kakao dengan memberi bantuan bibit sambung pucuk kakao sebanyak 354.716 bibit kepada petani kakao. KCS lalu mengambil inisitiatif untuk menjalin kerjasama dengan Pemda Luwu Timur sebagai penyedia bibit. Bibit ini ditangkar oleh petani penangkar binaan KCS.
Untuk mendukung usaha pembibitan, KCS mengajukan permohonan Izin Usaha Produksi Benih kepada Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan. Dokumen ini harus didapatkan demi legalitas usaha pembibitan. Setelah mendapatkan izin, KCS dapat memproduksi dan menyebarkan bibit kakao dan menjualnya ke petani di Luwu Timur. Selain menguntungkan koperasi, kini petani kakao di Luwu Timur tak perlu lagi membeli kakao ke luar daerah mereka. Pengalaman ini menunjukkan bahwa koperasi yang kreatif dan inovatif melihat peluang bisnis dapat bertahan dan berkelanjutan.