Berita

Mitra Rikolto di Jambi, Koperasi Barokah, berbagi tentang pencapaian dan tantangan membangun bisnis kopi spesialti.

Menghadapi perubahan iklim, model pertanian apa yang dapat dilakukan oleh petani kakao? Simak refleksi staf Rikolto dalam Sumber Inspirasi pekan ini.

Sumber Inspirasi edisi ke-11 menyajikan refleksi dari mitra Rikolto di Luwu Utara, Koperasi Masagena, dalam melakukan penjualan biji kakao bersertifikasi.

Sumber Inspirasi kali menceritakan refleksi staf kami, Hery Christanto dalam mendampingi petani di Jawa Tengah untuk memproduksi beras premium.

Sumber Inspirasi kali menceritakan refleksi mitra Rikolto, Lembaga Tiga Beradik, dalam mengurangi pembukaan hutan melalui budidaya kopi di Kabupaten Merangin, Jambi.

Sumber Inspirasi edisi kali ini menampilkan mitra kami, Koperasi Mentari Sinari Alam di Tasikmalaya dalam mengelola bisnis beras organik yang inklusif.

Sumber Inspirasi edisi kali ini menampilkan racikan staf Rikolto Tony Suryo Kusumo, Koordinator Lapangan Sektor Kakao di Kabupaten Sikka, tentang model wanatani yang dilakukan oleh petani kakao di Sikka.

Melalui Sumber Inspirasi edisi kali ini, Rikolto ingin membagikan refleksi dari mitra kami, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tentang tantangan dan pembelajaran dalam mengelola riset Kota Cerdas Pangan di dua kota.

Pembelajaran dari Sumber Inspirasi edisi kali ini datang dari Amanah, koperasi petani kakao di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Sempat berhadapan dengan kegagalan bisnis, Amanah menemukan kiat untuk bertahan dengan strategi diversifikasi produk.

Melalui Sumber Inspirasi edisi kali ini, Rikolto ingin membagikan refleksi dari rice sector officer kami, Erwina, tentang pentingnya perencanaan yang matang bagi organisasi petani sebelum masuk ke pasar online.

Tiga koperasi petani kakao dampingan Rikolto di Sulawesi bersiap melakukan uji coba pengiriman 30 ton biji kakao kepada PT. Kalla Kakao Industri (KKI), salah satu pabrik pengolahan biji kakao terbesar di Indonesia.

Melalui Food for Thought edisi kali ini, Rikolto ingin membagikan refleksi dari mitra kami, Yayasan Gita Pertiwi, tentang upaya mendorong terwujudnya Kota Cerdas Pangan di Solo.

Food For Thought kali ini menghadirkan refleksi Fransiska Rengo, coffee sector officer Rikolto, tentang resep bagi koperasi agar memiliki posisi tawar lebih kuat.

Ibarat memasak, mengelola koperasi juga membutuhkan resep. Hal ini yang mendasari Rikolto di Indonesia menerbitkan Food For Thought (FFT).

FFT mengangkat pembelajaran dari organisasi petani dan mitra lainnya tentang resep mereka dalam mengelola usaha pertanian. Cerita sukses dapat menginspirasi koperasi untuk terus berinovasi, kegagalan dapat menjadi pelajaran untuk memperbaiki diri.

Bagaimana cara untuk menguak potensi pemuda pedesaan dan perkotaan yang sering tidak terlihat? Dalam tiga lokakarya, anak-anak muda dari Peru, Tanzania dan Indonesia ditantang untuk bermimpi tentang sistem pangan masa depan mereka. Baca lebih lanjut tentang metodologi yang digunakan dan pendapat para pemimpin lokakarya.

Sekilas pandang tentang masa depan sistem pangan saat ini menunjukkan tantangan besar ke depan bagi 7,6 miliar orang yang saat ini menghuni bumi. Berdasarkan keprihatinan itu, Rikolto mulai bertindak cepat dalam mengamankan pangan untuk masa depan melalui keterlibatan konsumen, terutama kaum muda. Mengapa pemuda?

Sulawesi Classics hadir kembali di Indonesia, ikuti kisah perjalanannya saat para peserta menelusuri indahnya bumi Sulawesi Selatan.

Hari ini di Jakarta, Bapak Tejo Wahyu Jatmiko dari Perkumpulan Indonesia Berseru, salah satu mitra Rikolto untuk Program Kota Cerdas Pangan, ditemani Bapak Purnama Adil Marata, Kurator Program Kota Cerdas Pangan Rikolto berdiskusi dengan Bapak Anang Noegroho, Direktur Pangan dan Pertanian Kementerian PPN/ Bappenas RI.

Pulau penghasil beras utama di Indonesia adalah Jawa. Terletak di Jawa Tengah dikelilingi pegunungan vulkanik dan sumber air yang melimpah membuat Jawa Tengah merupakan lahan pertanian yang subur dan penuh potensi untuk meningkatkan pasokan beras nasional. Sejak 2007, Rikolto telah bekerja terus menerus membantu dan mendukung organisasi petani kecil; APOB dan APPOLI di Kabupaten Boyolali, dan AKUR di Kabupaten Sukoharjo.

Rikolto bekerja sama dengan LSM Gita Pertiwi telah mengadakan pelatihan pengolahan makanan sumber karbohidrat untuk masyarakat berpenghasilan rendah di SMKN 4 Kota Solo pada 7 Februari 2018 lalu. Pelatihan ini melibatkan 30 peserta dari berbagai institusi dan organisasi, termasuk pengusaha rumahan, pekerja panti jompo, panti asuhan, PKK, dan sekolah menengah atas di wilayah kota Solo.

Pada hari Senin, tanggal 16 Oktober 2017, VECO Indonesia secara resmi berganti nama menjadi Rikolto yang berarti 'panen' dalam bahasa Esperanto. Acara tersebut berlangsung di kediaman Duta Besar Belgia untuk Indonesia, Bapak Patrick Herman di Jakarta. Peralihan ke nama baru disimbolisasikan dengan adanya penandatanganan amandemen Nota Kesepahaman (MoU) oleh Dr. Nelson Simanjuntak, Kepala Fasilitasi Kerjasama, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia dan Bapak Dominique Vanderhaeghen sebagai Regional Direktur Rikolto Indonesia .

VECO Indonesia sekali lagi mengikuti ajang perdangan terbesar tahunan Indonesia,Trade Expo Indonesia ke-32 tahun 2017.

Vredeseilanden dan Pemerintah Indonesia telah memiliki hubungan yang lama dan produktif. Melalui Kantor Perwakilan Vredeseilanden (VECO) di Indonesia, petani kecil telah dimampukan dan didukung untuk menjalankan peran mereka dalam pengentasan kemiskinan di pedesaan dan berkontribusi untuk memberi makan populasi dunia yang terus bertambah secara berkelanjutan. Menyadari pentingnya melanjutkan hubungan positif ini, pada bulan Januari 2017, VECO Indonesia dan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia menandatangani Memorandum Saling Pengertian (MSP) untuk memperpanjang jangka waktu kerja sama menjadi tiga tahun lagi mulai 2017 sampai 2020. MSP tersebut juga memperluas ruang lingkup kemitraan VECO Indonesia dengan Pemerintah Indonesia.

Generasi muda akan mewarisi salah satu tantangan terbesar yang bahkan sudah mulai kita rasakan dan perjuangkan sekarang: bagaimana memberi makan populasi dunia yang kian berkembang pesat. Seperti apa masa depan pangan kita mengingat usia rata-rata para petani saat ini berkisar antara 55-60 tahun? Silahkan membaca artikel ini dan saksikan sebuah video singkat untuk mengetahui pemikiran anak-anak muda dari SMAN 4 Bali mengenai tantangan-tantangan yang dihadapi Indonesia serta usulan mereka tentang makanan di masa depan.

Rekan-rekan VECO, para mitra, donor, pendukung dan teman-teman di seluruh dunia, terima kasih banyak atas kesabarannya menunggu edisi Lontar kali ini untuk diterbitkan. Tapi kami senang akhirnya bisa menyajikan LONTAR kali ini dengan ‘wajah’ barunya, yang kami harap bisa memberi sedikit petunjuk mengenai arah yang kami tuju di masa depan. Selamat menikmati!

Belajar dari petani dan aktor-aktor lain di sektor sayuran dan buah-buahan di Tanzania, jalan menuju sistem pangan yang baik tidaklah mudah. Meski sayur dan buah merupakan komoditas ekspor yang penting di Tanzania, penyediaan pangan yang sehat bagi masyarakatnya sendiri dipenuhi tantangan. Bagaimana dengan Indonesia, negara dinamis dengan populasi yang terus berurbanisasi dan memiliki banyak kesempatan? Negara ini berkembang dengan konsisten selama beberapa dekade terakhir dengan pertumbuhan PDB mencapai hampir 6% per tahun. Indonesia kini resmi menjadi ekonomi ke-16 terbesar di dunia. Lalu apa yang perlu dilakukan untuk memberi makan rakyatnya dan memenuhi tuntutan makanan sehat dari kelas konsumen perkotaan yang berkembang pesat?

Terobosan Inovatif: Kolaborasi 5 Tahun antara TAKTIK & ATN! Organisasi petani kulit manis mitra VECO Indonesia di Kerinci, TAKTIK, dan pembeli tetap mereka, yakni PT Agripro Tridaya Nusantara (ATN), baru-baru ini membuat terobosan besar dengan membentuk operasi bersama berjangka 5 tahun.

Pada 2016 untuk pertama kalinya VECO Indonesia melakukan penilaian terhadap 14 organisasi petani mitranya dengan menggunakan alat dari SCOPEinsight. Hasilnya, sedikit banyak telah berhasil mengubah para petani menjadi pengusaha.

Vredeseilanden/VECO sedang direnovasi. Namun bukan gedung kantor kami yang sedang dibangun kembali, melainkan organisasi kami. Mulai 1 Januari 2017, struktur organisasi kami akan menjalani renovasi total untuk menjadi sebuah organisasi jaringan internasional. Langkah ini dilakukan agar kami lebih siap dan mampu menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi di sektor pangan dan pertanian, baik sekarang dan di masa depan.

"Kuncinya, ada di petani kunci," kata Diaz Alfi Agus Lukas, anggota tertua dari Tim Juri Lomba Kader Kakao, sementara anggota lainnya mengangguk dan tersenyum tanda setuju. Diadakan di Flores Timur pada 20-31 Agustus 2016, lomba ini menjadi salah satu momen konsolidasi dan berbagi cerita tentang praktek GAP (Good Agricultural Practices) yang sudah dilakukan dan membangun komitmen menjadi petani teladan atau petani kunci. Semoga kunci ini dapat membuka banyak “pintu” peluang bagi masa depan industri kakao di Flores Timur.