Menuju Bisnis Koperasi Tani yang Mandiri

Menuju Bisnis Koperasi Tani yang Mandiri

26/10/2015

Keberhasilan bisnis tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak. Kita membutuhkan kerja sama berbagai pihak (stakeholders) untuk bisa mencapai keberhasilan bersama.

Usaha itu harus diiringi modal kerja keras, kerja cerdas, tulus dan tuntas serta didukung teknologi tepat guna untuk mendongkrak produktivitas dan harga komoditi yang memadai. Kunci emas bisnis para petani adalah soal kualitas, kuantitas dan kontinuitas produksi komoditas .

Demikian beberapa mosaik gagasan yang mengemuka dalam pertemuan refleksi kerja sama berbagai pihak pada 20 Oktober 2015 di Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pertemuan ini untuk memberi ruang bagi para pihak (stakeholders) saling berdialog, memberi masukan-masukan serta memperkuat para pihak dalam pengembangan bisnis kopi, kakao serta beras di wilayah Flores.

Dalam pertemuan ini hadir perwakilan beberapa pihak, seperti Bank NTT, BT Cocoa Tangerang, PT. Indokom Citra Persada, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Koperasi Tani Kopi, Kakao dan Beras, pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat. Masing-masing pihak juga memberikan presentasinya.

Dari petani, pihak yang hadir antara lain KSU Jantan Flores Timur, koperasi kopi (MPIG-AFB) dan koperasi beras ATOM Mbay. Perwakilan dari koperasi kakao, kopi dan beras mempresentasikan rencana bisnis yang cukup menarik perhatian pembeli dan Bank NTT.

Perwakilan BT Cocoa maupun Indokom mengatakan mereka memang membutuhkan kakao dan kopi dalam jumlah tak terbatas. Begitu pun dengan Bank NTT yang selama ini sudah mendukung modal koperasi petani.

“Kita perlu meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinuitas produksi komoditi kita sehingga Bank NTT tetap mendukung koperasi tani kita,” kata Boy dari Unit Analisis Bank NTT.

Pejabat Bupati Manggarai Barat, Tini Thadeus menggarisbawahi bahwa pertemuan ini membicarakan nadi dan jantungnya para petani yaitu bisnis koperasi tani. Sehingga pemerintah setempat amat mendukung kegiatan ini.

Petani kita belum banyak disentuh teknologi dan alat-alat pertanian yang bisa membantu mereka dalam meningkatkan produktivitas komoditi mereka. Petani kita masih mengandalkan kerja keras, bukan kerja cerdas. Kalau dengan kerja cerdas pasti hasilnya banyak.

Semoga pertemuan ini bisa membawa dampak atau manfaat besar bagi petani kita. Harapan kita semoga pertemuan ini bisa membantu petani kita bisa sejahtera. Bukan hanya yang di atas yang senang, tapi juga yang di bawah. Bukan juga hanya sentuhan teknologi, tapi juga soal bagaimana strategi meningkatkan harga komoditas sehingga petani kita bisa semangat dan senang untuk mengembangkan komoditas.

Mimpi bersama dalam temu bisnis kali ini adalah bagaimana membangun kerja sama antara Koperasi tani, pembeli, dan bank yang difasilitasi VECO Indonesia. Pada gilirannya kerja sama itu akan dikukuhkan dengan nota kesepahaman tri-patri atau antara tiga batu tungku yaitu Koperasi Tani – Buyers – Bank.

Model kerja sama tri-patri atau tiga batu tungku ini diharapkan bisa ditandatangani pada Januari 2016. Dratf nota kesepahaman sudah didiskusikan pada momen temu bisnis ini.

Temu bisnis kali ini amat produktif, karena seluruh stakeholders memberikan kontribusi positif demi menuju bisnis koperasi tani di Flores yang mandiri. (Nikolaus Salo, MCA Cocoa Project Coordinator VECO Indonesia)