Pelatihan Pengolahan Makanan Sumber Karbohidrat – Sebagai Solusi Positif Untuk Menambah Pendapatan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kota Solo

Pelatihan Pengolahan Makanan Sumber Karbohidrat – Sebagai Solusi Positif Untuk Menambah Pendapatan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kota Solo

05/03/2018
Mentari Rahman
Mentari Rahman
Communications Officer Rikolto in Indonesia
+62 811 3960 2905

Pelatihan Pengolahan Makanan Sumber Karbohidrat – Sebagai Solusi Positif Untuk Menambah Pendapatan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kota Solo

Sebuah penelitian yang dilakukan pada konsumsi karbohidrat dan sayuran di rumah tangga kota Solo mengungkapkan bahwa dari 275 keluarga yang tersebar di 11 kelurahan di 5 kabupaten makan 3 - 4 kali sehari pada tahun 2017. Tiga makanan pokok yang dikonsumsi secara teratur: nasi, pisang rebus dan roti putih. Sekitar 90% responden di kota Solo mengkonsumsi beras 292,18 gram atau setara dengan 150 gram beras per hari. Sebagian besar responden (sekitar 98,9%) memasak sendiri nasi yang dikonsumsi.

Diperkirakan sisa nasi yang dimasak di rumah sekitar 100 gram, dan 20 gram sisa nasi yang berasal dari membeli. Pengelolaan makanan sisa sejauh ini sudah bagus karena dibuat menjadi makanan hewan, dan beberapa diolah menjadi makanan lain seperti nasi goreng, kerupuk beras dan kue.

Karak, kerupuk nasi, merupakan salah satu cemilan favorit di kota Solo. Orang-orang biasanya makan karak dengan nasi dan atau sebagai lauk. Sampai ada istilah makan kurang lengkap tanpa disertai dengan karak. Karak juga merupakan souvenir khas kota Solo.

Meskipun sisa makanan karbohidrat telah diproses ulang menjadi makanan lain, banyak usaha rumahan dan makanan olahan lainnya tetap menggunakan pengawet makanan terlarang seperti boraks, pewarna buatan dan perasa buatan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengusaha rumahan, staf layanan medis, pekerja panti asuhan dan anak muda dalam memproses makanan sisa, pelatihan pengolahan makanan perlu dilakukan.

"Kue Pukis (santan) dan kue Lumpur (lumpur) juga bisa menjadi pilihan alternatif saat memproses kembali sisa nasi atau umbi...Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kaum muda dan ibu rumah tangga karena mereka dapat memasak hidangan sehat yang bervariasi untuk keluarga mereka dan sebagai sumber pendapatan tambahan".

Ibu Candra Ketua KOPANSERA

Rikolto bekerja sama dengan LSM Gita Pertiwi telah mengadakan pelatihan pengolahan makanan sumber karbohidrat untuk masyarakat berpenghasilan rendah di SMKN 4 Kota Solo pada 7 Februari 2018 lalu. Pelatihan ini melibatkan 30 peserta dari berbagai institusi dan organisasi, termasuk pengusaha rumahan, pekerja panti jompo, panti asuhan, PKK, dan sekolah menengah atas di wilayah kota Solo.

Kepala Sekolah SMKN 4 Kota Solo, Dinas Pertanian Kota Solo, dan Dinas Pengelolaan Ketahanan Pangan dan Perikanan menghadiri dan secara resmi membuka pelatihan tersebut. Pelatihan diawali dengan penjelasan tentang teori prinsip pengolahan makanan sumber karbohidrat yang dibawakan oleh ahli gizi dari Universitas Sebelas Maret.

Ibu Candra, perwakilan Konsumen Pangan Sehat Solo (KOPANSERA) mengatakan bahwa dia senang dengan pelatihan ini karena dia belajar membuat Karak sehat dengan menggunakan bahan makanan yang aman. Dia lebih lanjut menjelaskan, "Kue Pukis (santan) dan kue Lumpur (lumpur) juga bisa menjadi pilihan alternatif saat memproses kembali sisa nasi atau umbi". Dia juga menambahkan, "Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kaum muda dan ibu rumah tangga karena mereka dapat memasak hidangan sehat yang bervariasi untuk keluarga mereka dan sebagai sumber pendapatan tambahan".

Ika dan Yono, siswa SMK 4 Solo, berkomentar, "akhirnya kami mengerti apa yang diajarkan guru kami, dan kita bisa mendapatkan pengalaman baru karena kita belajar banyak resep, dan ide inovasi makanan. Kami pasti akan berbagi pengetahuan dari pelatihan ini ke teman-teman kami dengan memasak bersama di rumah".

Pelatihan ini diakhiri dengan demo masak mengolah kembali makanan sisa nasi dan umbi menjadi karak, kue pukis dan dan kue lumpur yang dibagi menjadi empat kelompok. Sementara itu, perwakilan dewan Ikatan Ahli Boga Indonesia (IKABOGA) dan guru SMK 4 Kota Solo memfasilitasi demo masak.

Pelatihan pengolahan kembali makanan sumber karbohidrat ini merupakan acara yang dilaksanakan di kota Solo sebagai proyek percontohan Food Smart City, dan pelatihan ini juga akan diadakan di Depok dan Bandung di Jawa Barat dengan dukungan dana dari Ford Foundation.