Di banyak tempat di Indonesia, praktik perkebunan terkait erat dengan budaya setempat. Tak terkecuali di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur di mana petani menerapkan ‘ongen’, yakni model kebun wanatani (agroforestry) untuk mengelola kebun kakao.
Sistem ongen dinilai cocok untuk Kabupaten Sikka dibanding sistem monokultur kakao karena petani dapat menanam tanaman lain yang dapat dijual dan dikonsumsi. Sistem ongen juga cocok diterapkan di daerah beriklim semi-arid seperti di Sikka.
Bagaimana petani menerapkan ongen dan apa hasil yang sudah dituai petani saat ini? Simak kisah lengkapnya dengan mengunduh dokumen di bawah ini.