VECO Indonesia dan mitra melakukan kunjungan belajar ke Provinsi Aceh. Petani Aceh mengembangkan kopi lokal yang sudah mendapat sertifikat organik dan fair trade.
Kunjungan pada 3-10 Mei 2015 tersebut bertujuan untuk belajar tentang pengembangan bisnis kopi oleh koperasi petani kopi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Topik utamanya tentang pengalaman mereka dalam pemasaran kopi bersertifikat.
Selain staf VECO Indonesia, ikut pula tim Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), Yayasan Tana Nua Flores, Asosiasi Petani Kopi Manggarai (Asnikom), dan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Arabika Flores Bajawa (MPIG AFB).
Pada hari pertama, rombongan berkunjung ke Koperasi Gayo Mandiri, dan CV Gayo Mandiri, Balai Penelitian Kopi, Koperasi Permata Gayo dan PT Olam di Bener Meriah. Pada hari kedua ke Koperasi Baburrayyan, Koperasi Kopi Organik Gayo di Aceh Tengah.
Para peserta belajar dari keberhasilan dan kemampuan petani Aceh dalam manajemen koperasi.
Sebenarnya, kopi tidak terlalu berkembang di Aceh hingga 2004. Waktu itu karena adanya konflik bersenjata. Namun, setelah tercapai perdamaian dan ada bencana tsunami, kopi justru makin berkembang.
Saat ini terdapat 32.000 petani yang telah mendapat sertifikat Fair Trade Organic (FTO) dari 90.000 ribu petani di dataran Gayo. Jumlah tersebut tersebar di tiga kabupaten yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues. Padahal, delapan tahun lalu, jumlah petani hanya sekitar 5.000.
Terdapat 43.000 hektar lahan kopi di Gayo dengan total produksi mencapai 30.000 ton per tahun.