Indonesia memenuhi syarat penting sebagai pasar barang konsumsi. Syarat itu antara lain jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta orang, masyarakat kelas menengah yang terus bertambah, dan gaya hidup yang cenderung meningkat.
Tak pelak produsen barang konsumsi memburu Indonesia sebagai pasar. Berbagai merek asing tersedia di pusat perbelanjaan di kota-kota besar di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada triwulan I-2015 surut menjadi 4,7 persen, ternyata masih mampu menjadi magnet bagi produsen barang konsumsi.
Produsen cokelat juga melihat Indonesia sebagai pasar yang strategis. Indonesia, bersama-sama India dan Tiongkok, merupakan negara-negara di Asia Pasifik dengan konsumsi cokelat yang semakin meningkat.
Pada 2014, negara dengan konsumsi cokelat terbanyak adalah Swiss sebanyak 9,2 kilogram (kg) per orang. Dalam daftar yang bersumber dari Euromonitor itu, Tiongkok berada di posisi ke-30 dengan konsumsi 0,2 kg per orang. Indonesia tidak ada dalam daftar 30 negara tersebut. Meski demikian, Euromonitor juga memprediksi konsumsi cokelat Indonesia akan meningkat rata-rata 5 persen pada kurun waktu 2014-2019.
Perusahaan penghasil cokelat dan bahan dasar cokelat yang berkantor pusat di Swiss, Barry Callebaut, bahkan lebih optimistis. Mereka memperkirakan, pertumbuhan konsumsi cokelat di Indonesia akan meningkat 15 persen dalam beberapa tahun mendatang.