Bank NTT dan VECO Indonesia menandatangani perjanjian kerja sama dalam program peningkatan penghasilan petani Flores.
Direktur Utama Bank NTT Daniel Tagu Dedo dan Perwakilan Regional VECO Indonesia Rogier Eijkens menandatangani perjanjian tersebut pada Kamis (28/08/14) di Bandung, Jawa Barat.
Penandatanganan dilakukan di sela Pertemuan Mitra Tahunan VECO Indonesia yang tahun ini diadakan di Bandung.
Dalam perjanjian empat halaman tersebut, kedua belah pihak sepakat bekerja sama dalam empat ruang lingkup.
Pertama, penyediaan fasilitas pendanaan bagi petani dalam bentuk skim kredit modal kerja, investasi pertanian, dan pengembangan bisnis pengolahan hasil pertanian serta intensifikasi dan perluasan areal tanaman kopi, kakao, dan beras.
Kedua, pendampingan manajemen, pengelolaan keuangan, dan teknologi budi daya tiga komoditas yang sama. Ketiga, pendampingan manajemen sumber daya manusia di bidang pascapanen dan pemasaran hasil industri. Keempat, pengembangan sistem pergudangan dan resi gudang untuk kopi, kakao, dan beras.
Dalam bentuk teknis, nantinya Bank NTT sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) di wilayah Nusa Tenggara Timur akan menyediakan skema pembayaran sesuai kebutuhan petani. Bank NTT juga akan menyosialisasikan skema tersebut ke jaringan kantor di wilayah kerja VECO Indonesia.
Selama lebih dari 25 tahun, VECO Indonesia bekerja bersama dengan petani kecil antara lain di Flores (NTT), Jambi, Polewali Mandar (Sulawesi Barat), dan lain-lain.
Petani yang didukung VECO Indonesia saat ini bekerja untuk komoditas kakao, kopi, kayu manis, dan beras. Organisasi petani ataupun LSM pendamping tersebut berada di 10 provinsi yaitu Jambi, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah. Flores, NTT merupakan wilayah program dengan mitra terbanyak dibandingkan daerah lain.
Karena itulah, menurut Rogier Eijkens, penandatanganan kerja sama ini dilakukan untuk kepentingan petani terutama di wilayah kerja VECO Indonesia. “Melalui kerja sama ini kami yakin petani di NTT akan lebih mudah mengakses modal bisnis pertanian,” kata Rogier.
“Kerja sama ini bisa jadi contoh dukungan perbankan terhadap pertanian di daerah lain,” Rogier menambahkan.
Direktur Bank NTT Daniel Tagu Dedo mengatakan sebagai bank daerah, Bank NTT selama ini susah masuk wilayah mikro meskipun pihaknya ingin membantu usaha kecil dan menengah, termasuk di bidang bisnis pertanian. “Kami senang sekarang ada mitra VECO Indonesia yang bisa membuka pintu masuk ke usaha bisnis pertanian terutama di Flores,” kata Daniel.
“Kami ingin skala pertanian dan perkebunan di Flores bisa ditingkatkan setelah adanya kerja sama ini,” ujarnya. Daniel yakin adanya pinjaman modal bisnis dari bank untuk petani akan memudahkan petani memasarkan produk-produk mereka.
“Jadi nantinya saya juga bisa melihat kopi Bajawa di gerai mall di Jakarta. Potensi-potensi desa harus bangkit sehingga akan membuat kota tergantung pada desa,” katanya.
Sebagai tindak lanjut kerja sama ini, petani akan lebih bisa mengakses modal usaha bisnis pertanian mereka. Hal ini disambut gembira oleh petani di Flores.
Nobertus Temung, petani kopi di Kabupaten Manggarai, NTT mengatakan senang dengan adanya kerja sama tersebut. Nobertus termasuk petani yang bergabung di Asosiasi Petani Kopi Organik Manggarai (Asnikom), mitra VECO Indonesia di Flores.
Selama ini, menurut Sekretaris Asnikom tersebut, asosiasi mengalami kesulitan modal untuk membeli kopi dari petani. “Akibatnya kami tidak bisa membeli semua kopi petani di daerah kami sehingga mereka memilih menjual ke tengkulak,” kata Nobertus.
Tiap enam bulan sekali, kata Nobertus, Asnikom membutuhkan modal Rp 160 juta untuk membeli kopi petani. “Dengan adanya kerja sama VECO Indonesia dan Bank NTT ini, kami berharap kami akan lebih mudah mendapatkan modal bisnis kami,” kata Nobertus.