Sebagian besar konsumen menyatakan kopi toraja dan flores rasanya enak serta memiliki cita rasa khas.
Kesimpulan tersebut diperoleh dari survei yang diadakan petani mitra VECO Indonesia bersama Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) di Surabaya pada 7-12 Oktober lalu. Survei konsumen merupakan bagian dari pameran kopi oleh petani mitra di komoditas kopi.
Mitra yang ikut berpameran adalah Perhimpunan Petani Kopi Toraja (PPKT) Sulawesi Selatan, Asosiasi Petani Kopi Manggarai (Asnikom) dan Perhimpunan Petani Watuata (Permata) Bajawa, Flores.
Selama pameran mereka menyebarkan kuesioner dengan sembilan pertanyaan tentang kebiasaan minum kopi, pengetahuan tentang kopi toraja, bajawa, dan manggarai, serta pendapat tentang tiga jenis kopi tersebut.
Hasilnya, dari 148 responden yang menjawab, sebagian besar menyatakan tiga kopi tersebut enak dan memiliki cita rasa khas. Sebanyak 77 persen responden menyatakan kopi robusta manggarai enak dan memiliki cita rasa. 60 persen responden menyatakan hal sama untuk kopi kopi arabika bajawa dan toraja.
Pendapat ini menarik karena 89 persen responden sebenarnya belum pernah mengenal kopi flores sebelumnya. Hanya 11 persen yang kenal kopi dari pulau di Nusa Tenggara Timur (NTT). Konsumen yang sudah mengenal kopi toraja justru lebih banyak, 50 persen.
Thomas Belopadang, anggota PPKT, menyatakan hasil survei tersebut menjadi bekal bagi petani bahwa kopi produksi mereka pun disukai konsumen. “Tinggal bagaimana kami menjual secara langsung kopi kami ke mereka,” kata Thomas.
Latar belakang responden sendiri cukup beragam. Sebanyak 71 responden adalah laki-laki dan 29 persen perempuan. Adapun dari pekerjaan 56 persen dari sektor swasta, 20 persen pelajar dan mahasiswa, 13 persen pekerjaan lain-lain, dan sisanya pegawai negeri.
Dilihat dari kebiasaan minum kopinya, 52 persen responden minum kopi satu kali tiap hari. Adapun 37 persen minum dua kali dan 11 persen minum hingga tiga kali.
Selain survei, selama pameran tersebut, para mitra juga melakukan pertemuan dengan beberapa perusahaan pengolah kopi. Beberapa perusahaan yang sudah melakukan pendekatan tersebut, misalnya, PT Bintang Tunggal Sejati, PT Mitra Usaha Exceltama, Java Dancer Coffee, dan lain-lain.
“Kami sekaligus belajar negosiasi dengan pengusaha,” kata Ketua Asnikom Lodovikus Vardiman.