Kalangan perbankan harus membuka akses seluas-luasnya terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk bagi petani. Hal ini sebagai upaya memperbesar tingkat penetrasi kredit kepada sektor UMKM.
Salah satu caranya dengan membangun pola kemitraan antara pihak bank dengan organisasi petani.
Demikian poin penting dalam diskusi pembukaan Pertemuan Tahunan Mitra VECO Indonesia, Senin lalu di Bali. Direktur Utama Bank NTT Daniel Tagu Dedo menyampaikan pandangan di depan sekitar 100 peserta dari berbagai tempat di Indonesia.
Dalam penutup materinya Daniel menyampaikan tiga rekomendasi. Pertama, pola kemitraan sebagai solusi tepat untuk meningkatkan akses UMKM ke perbankan. Kedua, pola penyaluran kredit juga bisa dilakukan melalui pola penyaluran kredit secara langsung.
Ketiga, pemangku kepentingan seperti pemerintah harus mempermudah akses UMKM kepada perbankan. “Salah satunya dengan menyediakan Jaminan Kredit Daerah atau Jamkrida,” kata Daniel.
Daniel merupakan salah satu pemateri dalam diskusi pembukaan Pertemuan Tahunan Mitra VECO Indonesia 2015. Selain Daniel dari pihak perbankan, dua pembicara lain adalah pendiri Lembaga Keuangan Mikro Agrobisnis (LKMA) Prima Tani Masril Koto dan Direktur Bisnis Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM), Warso Widanarto.
Menurut Daniel, Bank NTT saat ini makin agresif mendekati kalangan petani sebagai upaya untuk memperluas akses tersebut. “Kami yang sekarang mendekat (ke petani),” ujarnya. Karena itu, Bank NTT saat ini menjalankan skema dukungan ke koperasi petani sebagai modal bisnis membeli produk petani.
Sebagai bukti, Bank NTT dan VECO Indonesia sudah menandatangani nota kesepahaman sejak tahun lalu di Bandung. Dalam nota kesepahaman itu, Bank NTT dan VECO Indonesia sepakat untuk mempermudah akses kredit bagi petani mitra VECO Indonesia terutama di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).