Mempromosikan Kulit Manis pada Pembeli

Mempromosikan Kulit Manis pada Pembeli

19/05/2015

Junaidi, petani kulit manis dari Kerinci, Jambi, sibuk melayani pembeli di stan pameran Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jambi Kamis pekan lalu. Dia juga menjelaskan bagaimana cara membeli komoditas itu langsung dari petani.

Pada Rabu hingga Minggu pekan lalu, Junaidi mengikuti Pameran Agrifood di Jakarta Convention Center (JCC). Dia mewakili organisasi Tani Sakti Alam Kerinci (TAKTIK) dalam pameran yang diadakan Kementerian Pertanian itu. “Dinas provinsi yang mengajak kami,” katanya.

JCC merupakan gedung pusat konvensi dan pameran terbesar di Jakarta. Maka, menjadi peserta pameran di JCC merupakan kebanggan tersendiri bagi Junaidi. “Senang karena bisa mengenalkan produk kami kepada pembeli besar di sini,” ujarnya.

Kulit manis, produk andalan TAKTIK, termasuk komoditas yang dipamerkan di stan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jambi. Selain kulit manis juga terdapat aneka komoditas lain, seperti kopi dan teh. Namun, Junaidi satu-satunya petani yang hadir dalam pameran tersebut mewakili TAKTIK.

Hadirnya TAKTIK dalam pameran termasuk salah satu keberhasilan VECO Indonesia mendekatkan petani dengan pemerintah maupun pembeli. “VECO Indonesia yang mengenalkan kami kepada TAKTIK,” kata Aspan, staf Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jambi yang memfasilitasi petani.

TAKTIK organisasi petani mitra VECO Indonesia di Kabupaten Kerinci, Jambi. Petani di kawasan pegunungan ini menghasilkan sekitar 70 persen suplai kulit manis di pasar global. Sejak 2012, VECO Indonesia mendampingi petani kulit manis di Kerinci untuk mengembangkan pemasaran kulit manis.

Program itu dilaksanakan bersama Mitra Aksi, lembaga swadaya masyarakat (LSM) pendampingan petani. Salah satu kegiatan dalam pendampingan adalah perbaikan kualitas kulit manis. Petani yang semula menjual kulit manis di pohon kini mengolahnya sendiri.

“Dengan pendampingan VECO Indonesia, kami sekarang bisa memperoleh kualitas kulit manis yang lebih baik,” kata Junaidi.

Dengan kualitas pengolahan lebih baik, petani bisa mendapatkan harga lebih tinggi. Sebelumnya, petani mendapatkan 25 kg kulit kering untuk 1 pohon. Harganya Rp 12 ribu. Namun, dengan pengolahan lebih baik, kini petani bisa mendapatkan harga Rp 20 ribu per kg meskipun jumlahnya berkurang jadi 22 kg per pohon.

Aspan, pendamping dari Disbu Jambi mengatakan, pameran seperti di JCC merupakan upaya pemerintah lokal untuk mengenalkan kulit manis sebagai komoditas andalan Jambi.

Upaya lain pemerintah selama ini, menurut Aspan, dengan cara membuka jalan agar TAKTIK bisa memenuhi permintaan pembeli. Untuk itu, Dinas Pertanian dan Perkebunan Jambi memfasilitasi agar TAKTIK memperluas jumlah desa. Dengan demikian hasil panen yang akan diolah dan dijual juga lebih banyak.

Saat ini, Dinas Pertanian dan Perkebunan Jambi bersama VECO Indonesia juga sedang memfasilitasi penetapan MPIG. “Adanya MIPG kulit manis akan meningkatkan harga komoditas dan menegaskan Kerinci sebagai pusat produksi kulit manis di Indonesia,” ujar Aspan.