Pelatihan Uji Cita Rasa bagi Petani Kopi

Pelatihan Uji Cita Rasa bagi Petani Kopi

30/09/2014

Dengan mengenal kualitas produk yang dimiliki, petani akan menciptakan usaha lebih demi mencapai kualitas yang maksimal.

Saat ini semua eksportir kopi menuntut agar kopi yang dihasilkan petani memiliki kualitas bagus. Penilaian tingkat kualitas kopi bukan hanya ditentukan oleh penampilan fisik yang dapat dilihat namun sampai pada cita rasanya. Namun, selama ini pengujian cita rasa hanya dilakukan di tingkat eksportir karena memang perlu orang-orang khusus yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk itu.

Mimpi VECO Indonesia bersama mitra dalam pengembangan rantai komoditas adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam satu rantai fokus. Hal ini termasuk kemampuan petani dalam melakukan pengujian cita rasa kopi. Tujuannya, ketika petani menjual kopi ke eksportir mereka sudah tahu rasa kopi tersebut sehingga bisa melakukan penawaran harga kopi yang akan dijual.

Untuk itu, sudah dua tahun ini VECO Indonesia bersama mitranya yaitu Perkumpulan Masyarakat Watuata (Permata) di Bajawa dan Koperasi Serba Usaha Asosiasi Petani Kopi Manggarai (KSU Asnikom) mengadakan pelatihan uji cita rasa atau cupping test.

Tujuan pelatihan ini bukan agar petani memiliki keahlian dalam melakukan uji cita rasa kopi namun agar petani bisa mengenal rasa kopi produksinya sendiri dibandingkan dengan kopi-kopi dari wilayah lain. Juga agar petani dapat mengetahui apa yang harus dilakukan agar kopi produksinya memiliki cita rasa yang baik dan disukai konsumen.

Pelatihan kali ini berbeda dengan tahun lalu karena dilakukan secara terpisah antara petani dari Ngada dengan petani wilayah Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur. Tujuannya agar jumlah peserta menjadi lebih banyak dan makin banyak pula petani yang mengenal rasa kopinya masing-masing. Peserta yang terlibat bukan hanya dari petani mitra VECO Indonesia namun juga dari pemerintah dan juga eksportir.

Pertama pada 8-10 September 2014 di aula Paroki Mataloko, Ngada diikuti 25 peserta. Kedua pada 11 – 13 September 2014 di Unio Kuwu, Ruteng diikuti 33 orang.

Pelatihan ini difasilitasi Asosiasi Kopi special Indonesia (AKSI) dengan fasilitator Agustinus Tasi dari Jakarta dan Jhon Chendra dari Makasar.

Selama mengikuti pelatihan peserta sangat antusias, semangat dan aktif bertanya. Ini diakui pula oleh fasilitator. Peserta kemudian menyadari bahwa kopi yang diolah secara baik sejak panen dan pascapanen sampai pada kopi biji, akan menghasilkan cita rasa kopi yang baik, enak dan disukai konsumen. Mereka mengakui selama ini petani hanya mengolah secara asal-asalan. Hanya memperhatikan aspek fisik sehingga cita rasa kopi yang dihasilkan pun menjadi tidak enak dan tidak disukai.

Pada akhir sesi peserta mengharapkan agar pelatihan seperti ini dilakukan secara terus menerus agar semakin banyak petani kopi tahu bahwa kopi yang cita rasanya baik dihasilkan dari proses yang baik pula. Juga agar ada petani terampil dan ahli dalam melakukan uji cita rasa kopi. Hal ini bertujuan agar pada saat akan mengirim contoh kopi ke calon pembeli, petani sudah terlebih dahulu menguji cita rasa kopi tersebut. Dengan demikian pembeli tidak serta merta memvonis bahwa kopi sample yang dikirim itu cita rasanya buruk dengan tujuan untuk menekan harga jual kopi petani.

Harapannya, posisi tawar petani semakin meningkat dan petani mampu menentukan harga komoditasnya sendiri. [Fransiska Rengo, Petugas Lapangan Rantai Kopi VECO Indonesia di Flores]