Peluncuran Kredit Bank NTT untuk Petani Flores

Peluncuran Kredit Bank NTT untuk Petani Flores

04/05/2015

Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) meluncurkan kredit untuk koperasi petani di Flores, NTT. Kredit ini akan menjadi modal bisnis pemasaran bersama oleh patani kakao, kopi, dan beras mitra VECO Indonesia.

Peluncuran dilaksanakan pada 27 April 2015 lalu di Kota Ende, Pulau Flores, NTT. Hadir berbagai pihak yang selama ini mendukung koperasi termasuk VECO Indonesia, Bank NTT, Pemerintah Kabupaten Ende, dan lain-lain.

Pada kegiatan tersebut Bank NTT dan masing-masing koperasi petani melakukan penandatanganan akad kredit. Koperasi petani mitra VECO berasal dari seluruh daratan Flores. Selain penandatanganan akad kredit, juga dilakukan penyerahan kredit dari Bank NTT kepada koperasi petani penerima.

Manajer Program VECO Indonesia Muhammad Akbar Fitri mengatakan peluncuran kredit tersebut merupakan gebrakan besar yang difasilitasi VECO Indonesia. Upaya membangun kerja sama dengan pihak bank sudah lama dilakukan VECO Indonesia. “Berbagai langkah coba kami tempuh untuk bisa mewujudkan cita-cita besar ini untuk membantu para petani,” kata Akbar.

Akbar melanjutkan, komitmen kerja sama antara VECO Indonesia dengan pihak bank sudah terwujud sejak tahun lalu. Pada 28 Agustus 2014 lalu, Bank NTT dan VECO Indonesia menandatangani Perjanjian Kerja Sama untuk mendukung petani. “Hari ini kita menyaksikan terobosan Bank NTT yang memberikan kepercayaan kepada petani melalui layanan kreditnya,” ujar Akbar.

Direktur Utama Bank NTT Daniel Tagu Dedo menekankan pentingnya dukungan pihak bank terhadap koperasi petani. “Penandatanganan ini merupakan langkah awal yang perlu terus kita kawal bersama-sama agar koperasi petani dapat lebih berperan,” kata Daniel.

Daniel mengharapkan, kredit untuk koperasi petani bisa berguna untuk membeli hasil dari petani dan disalurkan kepada petani untuk pengembangan lahan dan peningkatan produksi.

Menurut Daniel saat ini Bank Pembangunan Daerah memiliki aset sebesar Rp 478 triliun. Dari aset ini ada kelebihan dana Rp 200 triliun yang bisa dimanfaatkan. Bank Pembangunan Daerah saat ini berada di posisi ke-4 terbesar di Indonesia setelah Bank Mandiri, Bank BRI dan Bank BCA.

Pada tahun 2024 diharapkan BPD menjadi bank terbesar di Indonesia. “Hal ini dapat terwujud salah satu strateginya dengan membangun kerja sama dengan mitra-mitra profesional seperti VECO Indonesia dan pemerintah daerah,” katanya.

“Pemerintah daerah wajib digandeng karena memiliki regulasi, yang akan memfasilitasi dan secara politik akan mendorong program mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” kata Daniel.

Bupati Ende Marselinus Petu menyambut baik ajakan tersebut. Selama ini, menurut Marselinus, kurangnya modal masih menjadi alasan kurangnya peningkatan usaha dan produksi petani. “Kepedulian Bank NTT dan dukungan VECO Indonesia merupakan upaya nyata untuk mendukung pertumbuhan ekonomi petani,” katanya.

“Pendampingan VECO Indonesia dan dukungan Bank NTT merupakan bukti bahwa pemerintah tidak berjalan sendiri dalam membantu masyarakat demi peningkatan pembangunan di daerah,” Marselinus menambahkan. [Yansen Meko, Petugas Lapangan Rantai Beras VECO Indonesia di Flores]