Sangat Besar Potensi Kopi Spesial Indonesia

Sangat Besar Potensi Kopi Spesial Indonesia

04/09/2015

Memiliki ribuan pulau yang masing-masing punya keunikan tersendiri, Indonesia memiliki potensi kopi spesial (specialty coffee) sangat besar. Ini sejalan dengan pertumbuhan konsumen pula.

Ketua Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) Syafruddin menyampaikan potensi tersebut dalam diskusi terkait dengan kopi spesial di Nusa Dua Kamis (3/9). Diskusi yang dilaksanakan SCAI dalam rangka pameran Inter Food di Nusa Dua Convention Center (NDCC) itu juga menghadirkan pembicara dari PT Indokom dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Jember.

Menurut Syafruddin, Indonesia termasuk negara yang memiliki kopi spesial terbesar di dunia. Sebagai contoh, kopi spesial arabika saja ada di enam pulau berbeda yaitu Sulawesi, Bali, Papua, Jawa, Sumatera, dan Flores. Tiap-tiap pulau pun memiliki beberapa jenis kopi spesial tersebut.

Syafruddin memberikan contoh di Sumatera saja ada beberapa jenis kopi arabika. Misalnya mandailing, gayo, kerinci, dan sekarang ke arah selatan termasuk Sumatera Selatan dan Bengkulu. “Tiap jenis kopi memiliki cita rasa dan kekuatan sendiri-sendiri. Karena itu Indonesia memang luar biasa,” katanya.

Syafruddin menambahkan, bahkan di satu provinsi pun ada kopi-kopi dengan cita rasa khusus. Dia memberikan contoh kopi di Jawa Timur, ada yang dari sekitar Gunung Ijen dan Gunung Raung. Namun cita rasa masing-masing agak berbeda.

“Bali pun dikenal sebagai penghasil kopi terbaik dari proses dan cita rasanya,” Syafruddin menambahkan.

Puslit Kopi dan Kakao Indonesia di Jember termasuk yang berperan penting dalam pengembangan kopi tersebut. Mereka memberikan pelatihan untuk petani kopi agar mampu memperbaiki kualitas dan meningkatkan jumlah panen kopi. Selama lebih dari 100 tahun, Puslit mendampingi petani kopi di berbagai daerah.

Saimi Saleh, Pemilik PT Indokom Citra Persada, perusahaan eksportir kopi di Sidoarjo menambahkan bahwa potensi kopi di Indonesia kian tumbuh seiring makin banyaknya konsumen. “Peluang bisnis kopi di Indonesia masih terbuka luas,” katanya.

Selain memiliki penduduk lebih dari 250 juta juga karena makin banyaknya kelas menengah perkotaan yang menjadikan minum kopi sebagai gaya hidup. “Kalangan muda yang minum kopi berkualitas juga makin bertambah. Ini peluang yang harus kita tangkap,” ujarnya.

Indonesia berada di urutan keempat produsen kopi di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Petani Indonesia menghasilkan sekitar 540 ribu ton per tahun di mana sekitar 154.800 ton di antaranya adalah untuk konsumsi lokal.

Menjamurnya kafe-kafe kopi di perkotaan bisa menjadi peluang besar agar konsumen domestik kopi Indonesia bisa terus bertambah.